Rabu, 28 Maret 2012

Hari Demi Hari


Akhirnya aku sadar bahwa aku bukan apa-apa tanpamu.
Aku sangat bersalah, maafkan aku.
Hatiku hancur seperti ombak, hatiku terhempas bagai angin, hatiku terguncang bagai petir, hatiku hilang bagai asap.
Tak bisa kulepaskan fikiran ku kepadamu, bagaikan tatto yang menempel dikulit.
Aku menghela nafas, serasa hidup ini begitu berat, hanya debu yang tertumpuk di fikiranku .
Kini, ku ucapkan “SELAMAT TINGGAL” untukmu.

Aku fikir, aku tak akan bisa hidup satu haripun tanpamu.
Tetapi.. entah bagaimana aku berhasil hidup lebih lama dari yang aku duga.
Kau tak menjawab apapun, saat aku berteriak “I MISS YOU” 
Aku mengharapkan, satu harapanku, tapi itu sudah tidak berguna.

Ada apa dengan mu disana ?
Mengapa, aku merasakan kau menangis pilu ?
Sayang, bisakah kau melihatku ?
Apa kau lupa dengan ku ? Aku khawatir,  aku merasa gelisah karena tak bisa mendekat padamu, ataupun berbicara denganmu.Aku menghabiskan malam yang panjang ini sendiri, mencoba ribuan kali, menghapus fikiranku tentang mu. 
Apa kau benar-benar lupa sepenuhnya dengan ku ? 
Jika iyaa, jangan melihat kebelakang, melihat kenangan indah, suka, duka kita waktu itu.
Jangan cari aku lagi, dan teruslah hidup, aku tak menyesal pernah mengenal, menyayangi, dan mencintaimu.

Aku tak menyesal dengan semua itu.
Aku bisa menanggung nya, dan aku bisa menahan nya.
Seharusnya kau bahagia bila aku seperti ini.
Aju menjadi lemah, hari demi hari.
Oh sayaang, aku menangis, menangis, dan menangis.
Kaulah segalanya untuk ku.

Jika kita bertemu lagi nanti, bersikaplah bahwa kau tak melihatku, dan teruslah berjalan ke arah yang kau tuju.
Tapi, jika ternyata kau tetap memikirkan tentang kenangan yang kita miliki, mungkin aku akan maencarimu diam-diam, dan memberi kejutan spesial untukmu.
Bahagia lah engkau disana, tanpa memikirkan hal yang lain, bahkan penyesalan sekecil apapun.
Jalankan hidup dengan baik, seperti kau membuatku marah.

Kau seharusnya selalu menjadi seperti langit yang cerah, dan awan putih.
Kau harusnya selalu tersenyum seperti itu, seakan tidak pernah terjadi apa-apa.

Aku harap hatimu lega.
Tolong lupakan aku, dan teruslah hidup.
Air mata ini akan kering sepenuhnya, seiring waktu berlalu.
Rasa sakit ini akan lebih ringan, bila kita tak pernah bertemu sama sekali.
Berharap, bahwa kau akan memendam janji kita akan bersama selama nyaa.
Aku berdoa untukmu disana.

Kaulah segalanya untuk ku, kaulah nafasku, kaulah hatiku, kaulah jantungku.
Sungguh, aku menangis saat ini mengenangmu. 
Sayang, ucapkanlah “SELAMAT TINGGAL”

2 komentar: